Sebut Negaranya Sebagai Organisasi Teroris, Mantan Tentara Israel Membelot untuk Dukung Palestina

https://www.haaretz.com/amp/1.5150899
Sebut Negaranya Sebagai Organisasi Teroris, Tentara Isarael Membelot untuk Dukung Palestina | www.haaretz.com

Shapira bahkan menggelar konferensi internasional terkait kejahatan perang Israel terhadap Palestina

Belakangan ini konflik antara Israel dan Palestina kembali mencuat. Kubu Israel terus menyerang warga sipil Palestina di jalur Gaza. Setidaknya, ratusan warga sipil Palestina menjadi korban atas serangan brutal tersebut.

Meski terkenal akan kekejiannya, ternyata ada beberapa orang dari bagian tentara Israel yang menentang kebijakan dan penindasan terhadap warga Palestina. Salah satunya adalah mantan pilot Angkatan Udara Israel yang telah diberhentikan sejak tahun 2003, Yonatan Shapira.

Shapira adalah orang yang menggaungkan kampanye untuk tidak mematuhi perintah serangan terhadap warga Palestina di kalangan militer. Ia bersama 27 pilot lainnya akhirnya diberhentikan karena membelot untuk mendukung Palestina.

"Saya menyadari selama Intifada kedua, apa yang dilakukan Angkatan Udara Israel dan militer Israel adalah kejahatan perang dengan meneror populasi jutaan orang Palestina. Ketika saya menyadari itu, saya tdak hanya memutuskan untuk pergi tetapi mengajak pilot lain yang secara terbuka untuk menolak mengambil bagian di dalam kejahatan ini," ujar Shapira dilansir kabarbesuki.pikiran-rakyat.com (20/5/2021).

Baca juga: 4 Hal yang Paling Ditakutkan Pasukan Israel

1.

Membela hak-hak warga Palestina

https://www.haaretz.com/amp/1.5150899
Sebut Negaranya Sebagai Organisasi Teroris, Tentara Isarael Membelot untuk Dukung Palestina | suarapalestina.com

Sejak dikeluarkan dari militer, Shapira turut berpartisipasi dalam demonstrasi untuk mendukung hak-hak warga palestina. Ia juga menarik perhatian "kejahatan perang" yang dilakukan Israel di konferensi internasional.

"Saya adalah bagian dari Gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi. Israel adalah negara apartheid. Dan saya mengatakan pemerintah dan komandan saya adalah penjahat perang," kata Shapira.

Baca juga: Sering Dianggap Kafir, Ternyata China Dukung Palestina!

2.

Anak-anak Israel dibesarkan dengan pendidikan militeristik zionis yang kuat

https://www.haaretz.com/amp/1.5150899
Sebut Negaranya Sebagai Organisasi Teroris, Tentara Isarael Membelot untuk Dukung Palestina | www.eramuslim.com

Menurut pengakuan Shapira, anak-anak di Israel sudah diberikan pendidikan militeristik zionis yang kuat sejak kecil. Mereka tidak mengetahui apapun tentang Palestina, termasuk Hari Nakba 1948 (peringatan pengusiran bangsa Palestina) dan penindasan yang masih berlangsung terhadap warga Palestina.

"Mereka dikirim untuk melempar rudal dan bom di pusat kota Palestina. Pada titik tertentu, saya menyadari bahwa ini adalah tindakan terorisme," kata Shapira merujuk pada pilot di skuadron lain yang terlibat dalam pembunuhan massal warga sipil.

Baca juga: Viral! Siswi SMA Di-DO Gara-Gara Sebut Palestina Babi

3.

Alasan bergabung dengan militer

https://www.haaretz.com/amp/1.5150899
Sebut Negaranya Sebagai Organisasi Teroris, Tentara Isarael Membelot untuk Dukung Palestina | www.hops.id

Awalnya, Shapira memilih menjadi militer karena tujuannya untuk melindungi warga sipil. Ia kemudian berpikir bila ingin melindungi warga sipil, ia harus berada di samping Palestina, bukan menjadi bagian dari Israel.

"Ini proses psikologis dan sangat sulit. Begitu menyadari bahwa Anda adalah bagian dari organisasi teroris, Anda harus mengatakan tidak. Anda harus mengambil konsekuensi," ujarnya.

Artikel Lainnya

Hingga saat ini, Shapira tetap vokal terhadap hak-hak warga Palestina meski harus tinggal di Norwegia setelah meninggalkan militer Israel.

Tags :